Type a search term to find related articles by LIMS subject matter experts gathered from the most trusted and dynamic collaboration tools in the laboratory informatics industry.
Yeremia | |
---|---|
Lahir | 645 SM Anatot |
Meninggal | Mesir |
Pekerjaan | Nabi |
Orang tua | Hilkia |
Yeremia (Ibrani:יִרְמְיָה, Ibrani Modern:Yirməyāhū, Arab إرميا) adalah salah satu nabi perjanjian lama yang berkarya sebelum bangsa Israel (Kerajaan Yehuda) ditaklukkan dan penduduknya dibuang ke Babel dan merupakan penulis atau narasumber Kitab Yeremia dalam Alkitab Ibrani dan Alkitab Kristen.[1] Yeremia lahir di Anatot dan hidup sekitar tahun 645 SM, tidak lama setelah pemerintahan raja Manasye berakhir.[1][2] Ia adalah anak imam Hilkia dari Anatot.[3][4] Meskipun tidak ada bukti yang secara langsung mendukungnya, Yeremia diduga adalah keturunan Abyatar, imam raja Daud, yang dipecat oleh raja Salomo dari jabatan imamnya di Yerusalem dan diasingkan ke tanah miliknya di kota Anatot (bnd. 1 Raja-raja 2:26-27).[2][5] Menurut keterangan Alkitab (Yeremia 1:6), Yeremia dipanggil sebagai nabi ketika ia masih muda dan belum pandai bicara, yaitu pada masa pemerintahan Raja Yosia, tahun 627 SM.[1][2][3] Yeremia melakukan tugasnya sebagai nabi selama pemerintahan lima raja Yehuda, yaitu pada masa Raja Yosia, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia.[3][6]
Pada masa Yeremia mulai berkarya, Kerajaan Asyur mengalami penurunan kekuasaan.[1] Keadaan ini dimanfaatkan oleh Yosia, Raja Yehuda pada masa itu untuk melakukan pemberontakan.[1] Yosia juga menggunakan kesempatan tersebut dengan membangun pusat-pusat religius untuk umat Israel.[1] Setelah Yosia wafat pada tahun 609 SM, Mesir menguasai Yehuda dan menempatkan Yoyakim menjadi raja menggantikan Yoahas.[1] Pada tahun 605 SM, Nebukadnezar mengalahkan Mesir pada perang di Karkemis dan mengusir Mesir dari Yehuda.[1] Ketika Babel melemah pada tahun 599 SM, Yoyakim raja Yehuda memberontak melawan Babel.[1] Babel kemudian menyerang Yerusalem dan menaklukkan kota itu pada tahun 598 SM.[1] Setelah Yoyakim wafat, Yoyakhin dinobatkan menjadi raja, namun Nebukadnezar membuang raja muda ini ke Babel dan mengangkat Zedekia menjadi raja.[1] Pada tahun 589 SM, Zedekia mengadakan perlawanan namun tetap kalah dan menyebabkan kota dan Kenisah (Bait Allah) dihancurkan oleh orang-orang Babel.[1] Secara garis besar, pada masa baktinya Yeremia menentang dua kejahatan pada zamannya, yaitu penyembahan berhala dan ketidakadilan.[1] Ia menentang nubuat para nabi-nabi palsu.[4] Yeremia juga peka terhadap isu-isu kemanusiaan.[4] Yeremia merupakan salah satu nabi yang tidak hanya menyampaikan nubuat atas orang-orang Yehuda, tetapi ia juga mengalami apa yang ia sampaikan. Pesan yang disampaikan melalui pengalaman hidupnya itu dipahami sebagai bentuk dari tindak kenabian.[7]
Yeremia adalah salah satu nabi yang masa pelayanannya cukup panjang. Dia hidup pada zaman 6 raja Yehuda, dan menyaksikan sendiri tiga kali penyerbuan Babel ke Yerusalem hingga kejatuhan kota itu tahun 589 SM. Setelah itu, walaupun tidak dibawa ke pembuangan ke Babel, dia dipaksa oleh orang-orang sebangsanya untuk mengungsi ke Mesir, meskipun ia memperingatkan mereka untuk tidak melakukannya karena melawan kehendak Allah.
Tahun | Peristiwa | Referensi |
---|---|---|
721 SM | Kerajaan Israel Utara (10 suku) dihancurkan oleh Salmaneser. Sargon I mendatangkan penduduk untuk menduduki tanah Israel utara | 2 Raja-Raja 17:3, 24 |
701 SM | Sanherib menyerbu Yehuda dan tentaranya dihancurkan | 2 Raja-Raja 18:13 |
697 SM | Manasye menjadi Raja Yehuda | |
681 SM | Nabi Yesaya digergaji menjadi dua sekitar masa ini | (2 Tawarikh 33:10; 2 Raja-Raja 21:16; Ibrani 11:37) |
652-648 SM | Manasye dijadikan tawanan ke Babilonia oleh Ashurbanipal, raja Asyur, karena Manasye bergabung dengan pemberontakan Shamash-Shum-Ukin | 2 Tawarikh 33:11 |
648 SM | Manasye bertobat dan dilepaskan kembali ke Yerusalem. Manasye memulai reformasi keagamaan dan membangun kembali Yerusalem dan Yehuda. Yosia lahir. Yeremia, Zefanya, dan Habakkuk juga lahir sekitar masa ini | 2 Tawarikh 33:12 |
642 SM | Manasye meninggal dan Raja Amon memulai dua tahun pemerintahannya yang kejam | 2 Raja-Raja 21:19-22 |
640 SM | Amon dibunuh | 2 Tawarikh 33:24-25; 2 Raja-Raja 21:23-26 |
640 SM | Yosia yang berumur delapan tahun diangkat menjadi raja. | 2 Raja-Raja 22:1—23:30; 2 Tawarikh 33:25-34:1-2 |
632 | Yosia, 16 tahun, mulai mencari Allah. Yeremia tumbuh di Anatot dengan para imam, nabi, dan orang Lewi yang mempelajari Firman Tuhan | 2 Tawarikh 34:3 |
628/627 SM | Yosia, 20 tahun, memulai reformasi keagamaan di seluruh Yehuda. Daniel lahir sekitar masa ini | 2 Tawarikh 34:1-7 |
627 SM | Asyurbanipal, pemimpin Asyur terbesar terakhir, meninggal. Nabopolasar menyatukan suku-suku Kasdim melawan bangsa Asyur | |
627/626 SM | Yeremia dipanggil oleh Allah untuk menjadi nabi | Yeremia 1:1, 2, 3 |
626 SM | Bangsa Scythia menyerbu Asyur dari utara dan melemahkan Niniwe. Nabopolassar, setelah merdeka dari Asyur, mendirikan Kekaisaran Babilonia Baru | |
624 SM | Nabi Zefanya menulis Kitab Zefanya. Ia menulis tentang:
1) invasi bangsa Scythia ke Yehuda, 2) kehancuran Babilonia, and 3) hari Tuhan yang akan datang. Bangsa Media dari timur laut mengalahkan bangsa Scythia dan mulai menekan Asyur | |
622 SM | Yosia memperbaiki Bait Allah; Taurat Musa ditemukank | 2 Raja-Raja 23:1-25; 2 Tawarikh 34:8-35:19 |
614 SM | Kerajaan Media, dipimpin oleh Cyaxares, merebut Asyur, ibu kota kerajaan Asyur lama. | |
612 SM | Niniwe, ibu kota Asyur, jatuh ke tangan pasukan koalisi Media-Babilonia | |
609-605 SM | Mesir menguasai Palestina dan Suriah | |
609 SM | Yosia dibunuh tentara Mesir di Pertempuran Megiddo. | 2 Raja-Raja 23:29; 2 Tawarikh 35:20-25 |
609 SM | Yoahas (Shallum) memerintah Yehuda selama 3 bulan. Terjadi perubahan sikap pemimpin Yehuda terhadap Yeremia | 2 Raja-Raja 23:31-34; 2 Tawarikh 36:1-4; Yeremia 22:11, 12 |
608-597 SM | Yoyakim (Eliakim) diangkat menjadi raja | 2 Raja-Raja 23:34—24:7 |
605 SM | Babilonia menguasai wilayah Timur Dekat dengan setelah mengalahkan Mesir di Pertempuran Karkemis | Yeremia 25:1; 46:2 |
605 SM | Serangan Babel yang pertama ke Yerusalem. Banyak bangsa Yehuda dibawa ke Babel, termasuk nabi Daniel | |
605 SM | Yeremia menuliskan karyanya dibantu Barukh | Yeremia 45:1-5 |
604 SM Nov. atau Des. | Gulungan Yeremia dibaca di Bait Allah dan istana, dan dibakar oleh Yoyakim | Yeremia 7:1-15; Yeremia 26:1-24; Yeremia 36:1-26 |
602 SM | Yoyakim memberontak terhadap Nebukadnezar | 2 Raja-Raja 24:1 |
598/597 SM | Nebukadnezar membalas; penyerbuan Babel yang kedua ke Yerusalem. Ribuan penduduk Yerusalem dideportasi ke Babilonia, termasuk nabi Yehezkiel | 2 Raja-Raja 24:8-16 |
598-597 SM | Yoyakhin memerintah selama 3 bulan, sebelum akhirnya dideportasi. | 2 Raja-Raja 24:8-16; 2 Tawarikh 36:9, 10; Yeremia 22:24-30 |
597-586 SM | Zedekia (Mattaniah) diangkat menjadi penguasa Yehuda | 2 Raja-Raja 24:17—25:7; 2 Tawarikh 36:11-14; Yeremia 52:1-11 |
593 SM | Seraya mengunjungi Babilonia di tengah-tengah pemberontakan | Yeremia 51:59 |
588 SM (January 15) | Awal pengepungan Yerusalem (penyerbuan Babel ketiga) | 2 Raja-Raja 25:1; 2 Tawarikh 36:13-21; Yeremia 52:3b-11 |
587 SM | Yeremia dipenjara di sumur sementara Yerusalem dikepung | 2 Raja-Raja 25:1; Yeremia 32:1, 2; 37:1—38:28; 39:1; 52:4; Ezek. 24:1, 2 |
587 SM | Yeremia membeli ladang di Anatot | Yeremia 32:6-15 |
586 SM (July 18) | Tembok Yerusalem dihancurkan | Yeremia 52:6,7 |
586 SM | Yerusalem dihancurkan; bangsa Yahudi dibuang ke Babilonia; Yeremia dilepaskan | 2 Raja-Raja 25:2-10; Yeremia 39:1—40:7; 52:5-28 |
586 SM (August 14-17) | Nebuzaradan sampai di Yerusalem; Bait Allah di Yerusalem dihancurkan | 2 Raja-Raja 25:8,9; Yeremia 52:12,13 |
587-582 SM | Gubernur Gedalya dibunuh. Sekelompok orang Yahudi mengungsi ke Mesir, dengan membawa Yeremia | 2 Raja-Raja 25:22-26 |
581 SM | Pembuangan orang Yahudi ke Babilonia yang keempat | Yeremia 52:30 |
561 SM (March 31) | Yoyakhin dilepaskan dari penjara | 2 Raja-Raja 25:27; Yeremia 52:31 |
Pada masa ini, penduduk Yehuda masih diwarnai dengan kebiasaan kekafiran sebagai dampak dari kebiasaan penduduk Yehuda pada masa pemerintahan Manasye.[2] Penduduk Yehuda melakukan ibadah kepada baal, dewa kesuburan orang-orang Kanaan, serta berhala-berhala.[2] Selain itu, perlacuran bakti, korban anak-anak, dan ketidakadilan sosial masih lazim di antara penduduk Yehuda.[2] Dalam kondisi demikian, Yeremia bertugas mengingatkan orang-orang Yehuda itu tentang karya kasih Tuhan terhadap mereka sepanjang sejarah dan mengritik dengan keras tindakan mereka sebagai bentuk ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan.[2] Yeremia meyakinkan mereka bahwa Tuhan pasti akan menjatuhkan hukumannya atas mereka dan mereka akan mengalami kecelakaan yang berasal dari musuh yang disebut sebagai musuh "dari utara".[2] Sekaligus, Ia mendorong dan mengarahkan orang-orang Yehuda untuk bertobat.[2] Hal ini ditunjukkan dengan tindakan raja Yosia melakukan reformasi melalui pembangunan Bait Suci.[2] Selain itu, muncul adanya kepercayaan bahwa Bait Suci itu akan menjamin perlindungan melawan semua musuh.[2]
Pada masa ini, kondisi pemerintahaan Yoyakim berada dalam ancaman orang-orang Babel.[2] Sehingga Yoyakim tetap taat kepada Mesir pada kepemimpinan Firaun Nekho II.[2] Ia juga menentang untuk bertobat dengan membakar gulungan kitab nubuat Yeremia.[2] Selain itu reformasi yang diperjuangkan Yosia mengalami kegagalan.[2] Sehingga, orang-orang Yehuda kembali memuja dewa-dewa kesuburan, bahkan mereka melakukan kebobrokan moral dan ketidakadilan sosial.[2] Pada kondisi demikian, menurut Alkitab (Yeremia 22:13-19), Yeremia menentang raja Yoyakim dengan sangat keras dan meyakinkan orang-orang Yehuda bahwa mereka akan takluk dibawah kekuasaan bangsa Babel.[2]
Pada masa ini, pernyataan Yeremia dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: pemberontakan melawan Babel (594 SM), pembuangan raja Yoyakhin ke Babel (587 SM), dan pemberontakan melawan Babel yang menyebabkan penaklukan kota Yerusalem (587 SM).[2] Dalam kondisi demikian, Yeremia terus menyuarakan agar orang-orang Yehuda bertobat, dan jika tidak, maka mereka akan takluk pada Babel.[2] pernyataan Yeremia yang keras ini membuatnya harus ditangkap dan dipenjarakan, sebab ada banyak orang yang melawannya.[2] Di dalam penjara, ia membeli ladang untuk kebun anggur sebagai tanda bahwa Yehuda akan dipulihkan.[2]
Setelah peristiwa takluknya Yerusalem dan Gedalya menjabat gubernur Mizpa, Yeremia belum menyatakan pesan apapun.[2] Namun, setelah Gedalya mati, semua orang meminta nasihat dari Yeremia.[2] Yeremia mengingatkan mereka untuk tetap tinggal di Yerusalem dan tidak berpergian ke tanah lain.[2] Tetapi orang-orang Yehuda tetap pergi ke Mesir dan hal ini digambarkan oleh Yeremia sebagai bentuk penolakan terhadap Perintah Allah.[2]
Ada beberapa pandangan mengenai tokoh Yeremia dalam sejarah, yaitu: Hieronimus dan Tertulianus meyakini bahwa Yeremia dirajam di Mesir oleh orang-orang Yahudi; Ia dan sekretarisnya, Baruk meninggal setelah kembali dari pembuangan; Ia menyembunyikan peti perjanjian Tuhan di dekat kaki gunung Nebo, pada saat Bait Allah dihancurkan; Orang Yahudi meyakini bahwa Ia akan datang kembali ke dunia sebelum kedatangan Mesias.[5]