Type a search term to find related articles by LIMS subject matter experts gathered from the most trusted and dynamic collaboration tools in the laboratory informatics industry.
| |||||||
Didirikan | 21 November 2002 | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Berhenti beroperasi | 18 Juni 2008[1] | (umur 5)||||||
Penghubung | Bandar Udara Internasional Juwata | ||||||
Kota fokus | Bandar Udara Internasional Polonia Bandar Udara Internasional Juanda | ||||||
Armada | 22 | ||||||
Tujuan | 21 | ||||||
Kantor pusat | Jakarta Barat, Jakarta, Indonesia | ||||||
Tokoh utama | Adam Adhitya Suherman (Presiden dan CEO) | ||||||
Situs web | www |
Adam Air (didirikan sebagai PT Adam SkyConnection Airlines) adalah maskapai penerbangan swasta yang berbasis di Jakarta Barat, Jakarta, Indonesia.[2] Maskapai penerbangan ini mengoperasikan penerbangan berjadwal domestik ke 20 kota dan layanan internasional ke Penang dan Singapura. Basis utama dari maskapai penerbangan ini adalah di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta.[3]
Meskipun kadang dikatakan sebagai maskapai penerbangan bertarif rendah, ia memasarkan dirinya sebagai maskapai penerbangan yang berada di antara maskapai penerbangan bertarif rendah dan tradisional, menyediakan layanan makanan di atas pesawat dan tarif murah, mirip dengan yang diadaptasi oleh maskapai penerbangan yang berbasis di Singapura, Valuair. Sebelum kecelakaan Penerbangan 574, maskapai penerbangan ini menjadi maskapai penerbangan bertarif rendah dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia.[4]
Boarding Guard adalah layanan penerbangan yang diluncurkan AdamAir pada Oktober 2007 dengan menggunakan sistem Barcode yang bertujuan agar identifikasi penumpang lebih akurat serta proses check-in dan boarding juga lebih cepat dibandingkan sistem manual, sistem Barcode sudah diterapkan di 22 bandara yang disinggahi AdamAir untuk layanan boarding pass, sedangkan untuk check-in baru diterapkan di 11 bandara ,Sistem ini juga akan meningkatkan keamanan penerbangan, fitur yang dinamakan Boarding Guard mempunyai maksud melindungi dan memberi kemudahan kepada penumpang. Selain diharapkan keamanan penerbangan akan meningkat, AdamAir juga ingin memberikan kenyamanan yang lebih kepada para pelanggan saat check-in dan boarding.[1]
Maskapai penerbangan ini didirikan oleh Sandra Ang dan Agung Laksono, yang juga menjabat sebagai Ketua DPR, dan mulai beroperasi pada 19 Desember 2003 dengan penerbangan perdana ke Balikpapan. Pada awal beroperasi Adam Air menggunakan dua Boeing 737 sewaan. Saat pertama diluncurkan, Adam Air mengklaim bahwa mereka menggunakan "Boeing 737-400 baru" walaupun ternyata pesawat Boeing mereka sebenarnya merupakan sewaan yang telah berusia lebih dari 15 tahun.[5] Boeing telah menghentikan produksi 737-400 selama beberapa tahun.[6]
Pada 9 November 2006, Adam Air menerima penghargaan Award of Merit dalam the Category Low Cost Airline of the Year 2006 dalam acara 3rd Annual Asia Pacific and Middle East Aviation Outlook Summit di Singapura.
Setelah berbagai insiden dan kecelakaan yang menimpa maskapai-maskapai penerbangan di Indonesia, termasuk Adam Air Penerbangan 574 dan Adam Air Penerbangan 172, pemerintah Indonesia membuat pemeringkatan atas maskapai-maskapai tersebut. Dari hasil pemeringkatan yang diumumkan pada 22 Maret 2007, Adam Air berada di peringkat III yang berarti hanya memenuhi syarat minimal keselamatan dan masih ada beberapa persyaratan yang belum dilaksanakan dan berpotensi mengurangi tingkat keselamatan penerbangan. Akibatnya Adam Air mendapat sanksi administratif yang ditinjau ulang kembali setiap 3 bulan. Setelah tidak ada perbaikan kinerja dalam waktu 3 bulan, Air Operator Certificate Adam Air kemudian dibekukan.[7] Pada April 2007, PT Bhakti Investama melalui anak perusahaannya Global Air Transport membeli 50% saham Adam Air dari keluarga Sandra Ang dan Adam Suherman, namun setahun kemudian pada 14 Maret 2008 menarik seluruh sahamnya karena merasa Adam Air tidak melakukan perbaikan tingkat keselamatan serta tiadanya transparansi.[8] Kegiatan operasional Adam Air kemudian dihentikan sejak 17 Maret 2008 dan baru akan dilanjutkan jika ada investor baru yang bersedia menalangi 50 persen saham yang ditarik Bhakti Investama tersebut.[9]
Pada 18 Maret 2008, izin terbang atau Operation Specification Adam Air dicabut Departemen Perhubungan melalui surat bernomor AU/1724/DSKU/0862/2008. Isinya menyatakan bahwa Adam Air tidak diizinkan lagi menerbangkan pesawatnya berlaku efektif mulai pukul 00.00 tanggal 19 Maret 2008.[10] Sedangkan AOC (Aircraft Operator Certificate)nya juga ikut dicabut pada 19 Juni 2008, Dan mengakhiri semua operasi penerbangan Adam Air.
Adam Air Penerbangan 782, Boeing 737-32., PK-KKE, Jakarta-Makassar, mengalami kerusakan alat navigasi dan mendarat di Bandara Tambolaka, NTT. Semua 152 orang selamat. Pilot dan kopilot akhirnya dipecat.
Adam Air Penerbangan 574, Boeing 737-4Q8, PK-KKW jatuh di perairan Majene, Sulawesi Barat pada kedalaman lebih dari 2.000 meter dan menewaskan 102 orang (hingga saat ini pesawat dan korban tidak ditemukan). Hingga saat ini, hanya serpihan-serpihan kecil yang ditemukan.
Adam Air Penerbangan KI 172, PK-KKV, Boeing 737-33A Jakarta-Surabaya tergelincir di Bandara Juanda, Surabaya. Semua 149 orang selamat.
Adam Air Penerbangan KI 292, Boeing 737-400, jurusan Jakarta-Batam tergelincir di Bandara Hang Nadim, Batam akibat cuaca buruk yang melanda Batam sejak pagi. Semua 172 penumpang selamat, sedangkan 5 penumpang mengalami trauma shock dan dilarikan ke RS Otorita Batam.