Mual atau loya adalah perasaan tidak menyenangkan yang ada sebelum muntah.[1] Ini biasa disertai berkeringat, bertambahnya air liur, dan kontraksi ritmis otot-otot dinding perut.[1] Dalam sumber lain mual adalah suatu kondisi di mana seseorang mempunyai perasaan yang menekan dan tidak nyaman sebelum muntah, tetapi tidak selalu menyebabkan muntah.[2] Mual setelah makan bisa disebabkan karena berbagai keadaan, misalnya sehabis makan makanan tertentu.[2] Hal ini bisa terjadi baik pada anak-anak maupun orang dewasa.[2] Muntah, yang biasanya mengikuti mual, adalah tindakan tidak terkontrol dan merupakan semburan hebat isi perut. Ini terjadi jika ototsfingter di bagian bawah esofagus melemas dan otot-otot dinding perut mendadak mengerut menekan lambung.[1] Mual dihasilkan oleh rangsang sekelompok sel saraf dalam otak, disebut pusat muntah.[1] Jika rangsangan cukup hebat, mual akan diikuti oleh muntah. Kadang-kadang merasa mual adalah hal yang tidak perlu dikhawatirkan.[1] Namun, bila sering mual atau berkali-kali mual tanpa alasan yang jelas harus mencari bantuan medis.[1] Pada banyak kasus, mual kadang tidak perlu diobati.[1] Namun, jika mual terus dirasakan atau diikuti gejala-gejala lain, seperti rasasakit atau penurunan berat badan, penting bagi penderita untuk berkonsultasi dengan dokter.[1] Juga penting untuk menemukan penyebab mual dan muntah.[1] Pada banyak kasus, seperti masa hamil atau mabuk perjalanan, penyebabnya jelas.[1] Namun, ada penyebab lain untuk mual yang sering.[1] Kadang-kadang mual adalah satu-satunya gejala langsung kondisi yang membahayakan.[1] Sejumlah kondisi yang menyenangkan dapat menyebabkan mual, salah satu yang paling sering adalah kebanyakan makan.[1]
Rujukan
^ abcdefghijklmDavid Arnot, dkk (2009). Pustaka Kesehtan Populer Saluran Pencernaan, Volume 4. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. hlm. 167.