Informatics Educational Institutions & Programs
Daftar isi
-
Awal
-
1 Sejarah
-
1.1 Sejarah awal, Kekaisaran Media dan Kekaisaran Akhemeniyah (3200 SM – 330 SM)
-
1.2 Kekaisaran Iran Ketiga: Kekaisaran Parthia (248 SM – 224 M)
-
1.3 Kekaisaran Iran Keempat: Kekaisaran Sassania (226–651)
-
1.4 Islam Persia dan Zaman Kegemilangan Islam Persia (700–1400)
-
1.5 Islam Syi'ah, Kekaisaran Safawi, Dinasti Qajar/Pahlavi dan Iran Modern (1501 – 1979)
-
1.6 Revolusi Islam dan Perang Iran-Irak (1979-88)
-
-
2 Geografi
-
3 Politik
-
4 Ekonomi
-
5 Demografi
-
6 Budaya
-
7 Lihat pula
-
8 Bibliografi
-
9 Referensi
-
10 Pranala luar
Republik Islam Iran جمهوری اسلامی ايران Jomhuri-ye Eslami-ye Iran (Persia) | |
---|---|
Ibu kota | Tehran 35°41′N 51°25′E / 35.683°N 51.417°E |
Bahasa resmi | Persia |
Agama (2011)[1] | |
Pemerintahan | Kesatuan islam teokratis presidensial republik konstitusional |
Ali Khamenei | |
• Presiden | Masoud Pezeshkian |
Mohammad Reza Aref | |
Legislatif | مجلس شورای اسلامی Majles-e Showrā-ye Eslāmī |
Pembentukan | |
• Medes | sekitar 678 SM |
550 SM | |
247 SM | |
224 M | |
1501 | |
1736 | |
1751 | |
1796 | |
15 Desember 1925 | |
1 April 1979 | |
• Konstitusi saat ini | 3 Desember 1979 |
Luas | |
- Total | 1.648.195 km2 (18) |
1,63 | |
Penduduk | |
- Perkiraan 2022 | 86.758.304[2] (17) |
48/km2 (162) | |
PDB (KKB) | 2022 |
- Total | $1,573 trilliun[3] (21) |
$18.332[3] (66) | |
PDB (nominal) | 2022 |
- Total | $231,55 miliar[4] (14) |
$2.757[4] (78) | |
Gini (2018) | ▲ 42,0[5] sedang |
IPM (2021) | 0,774[6] tinggi · 76 |
Mata uang | Rial Iran (﷼) ( IRR ) |
Zona waktu | Waktu Standar Iran (IRST) (UTC+3:30) |
- Musim panas (DST) | UTC+4:30 (Waktu Musim Panas Iran (IRDT)) |
Lajur kemudi | kanan |
Kode telepon | +98 |
Kode ISO 3166 | IR |
Ranah Internet | .ir ایران. |
Iran, juga dikenal sebagai Persia dan secara resmi bernama Republik Islam Iran (bahasa Persia: جمهوری اسلامی ايران Jomhuri-ye Eslami-ye Iran), adalah sebuah negara yang terletak di Asia Barat. Meski negara ini telah dikenal penduduk lokal sebagai "Iran" sejak zaman kuno, hingga tahun 1935 Iran masih disebut sebagai "Persia" di dunia Barat. Pada tahun 1959, Mohammad Reza Pahlavi mengumumkan bahwa kedua istilah tersebut boleh digunakan. Nama Iran adalah sebuah perkataan "Arya" yang berarti "Tanah Bangsa Arya".
Iran berbatasan dengan Azerbaijan (500 km) dan Armenia (35 km) di barat laut, Laut Kaspia di utara, Turkmenistan (1.000 km) di timur laut, Pakistan (909 km) dan Afganistan (936 km) di timur, Türkiye (500 km) dan Irak (1.458 km) di barat, dan perairan Teluk Persia dan Teluk Oman di selatan.
Pada tahun 1979, sebuah Revolusi Iran yang dipimpin Ayatollah Khomeini mendirikan sebuah Republik Islam Teokrasi sehingga nama lengkap Iran saat ini adalah "Republik Islam Iran" (جمهوری اسلامی ایران).
Iran adalah negara multibudaya yang memiliki banyak kelompok suku dan bahasa. Persia (61%), Azerbaijan (16%), Kurdistan (10%) dan Lorestan (6%).[7]
Sejarah
Sejarah awal, Kekaisaran Media dan Kekaisaran Akhemeniyah (3200 SM – 330 SM)
Dari tulisan-tulisan sejarah, peradaban Iran yang pertama ialah Proto-Iran, diikuti dengan peradaban Elam. Pada milenium kedua, dan ketiga, Bangsa Arya hijrah ke Iran, dan mendirikan kekaisaran pertama Iran, Kekaisaran Media (728-550 SM). Kekaisaran ini telah menjadi simbol pendiri bangsa, dan juga kekaisaran Iran, yang disusul dengan Kekaisaran Akhemeniyah (648–330 SM) yang didirikan oleh Koresy Agung.
Koresy Agung juga terkenal sebagai pemerintah pertama yang mewujudkan undang-undang mengenai hak-hak kemanusiaan, tertulis di atas artefak yang dikenal sebagai Silinder Koresy. Ia juga merupakan pemerintah pertama yang memakai gelar Agung, dan juga Shah Iran. Di zamannya, perbudakan dilarang di kawasan-kawasan taklukannya (juga dikenal sebagai Kekaisaran Persia.) Gagasan ini kemudian memberi dampak yang besar pada peradaban-peradaban manusia setelah zamannya.
Kekaisaran Persia kemudian diperintah oleh Kambisus selama tujuh tahun (531-522 M), dan kemangkatannya disusul dengan perebutan kuasa di mana akhirnya Darius Agung (522-486 M) dinyatakan sebagai raja.
Ibu kota Persia pada zaman Darius I dipindahkan ke Susa, dan ia mulai membangun Persepolis. Sebuah terusan di antara Sungai Nil, dan Laut Merah turut dibangun, dan menjadikannya pelopor untuk pembangunan Terusan Suez. Sistem jalan juga turut diperbaharui, dan sebuah jalan raya dibangun menghubungkan Susa, dan Sardis. Jalan raya ini dikenal sebagai Jalan Kerajaan.
Selain itu, pen-syiling-an dalam bentuk daric (syiling emas), dan juga Shekel (syiling perak) diperkenalkan ke seluruh dunia. Bahasa Persia Kuno turut diperkenalkan, dan diterbitkan di dalam prasasti-prasasti kerajaan.
Di bawah pemerintahan Koresy Agung dan Darius yang Agung, Kekaisaran Persia menjadi sebuah kekaisaran yang terbesar dan terkuat di dunia zaman itu. Pencapaian utamanya ialah sebuah kekaisaran besar pertama yang mengamalkan sikap toleransi, dan menghormati budaya-budaya, dan agama-agama lain di kawasan jajahannya.
Kekaisaran Iran Ketiga: Kekaisaran Parthia (248 SM – 224 M)
Parthia bermula dengan Dinasti Arsacida yang menyatukan, dan memerintah dataran tinggi Iran, yang juga turut menaklukkan wilayah timur Yunani pada awal abad ketiga Masehi, dan juga Mesopotamia antara tahun 150 SM, dan 224 M. Parthia juga merupakan musuh bebuyutan Romawi di sebelah timur, dan membatasi bahaya Romawi di Anatolia. Tentara-tentara Parthia terhagi atas dua kelompok berkuda, tentara berkuda yang berperisai, dan membawa senjata berat, dan tentara berkuda yang bersenjata ringan, dan kudanya lincah bergerak. Sementara itu, tentara Romawi terlalu bergantung kepada infantri, menyebabkan Romawi sukar untuk mengalahkan Parthia. Tetapi, Parthia kekurangan teknik dalam perang tawan, menyebabkan mereka sukar mengawal kawasan taklukan. Ini menyebabkan kedua belah pihak gagal mengalahkan satu sama lain.
Kekaisaran Parthia tegak selama lima abad (Berakhir pada tahun 224 M,), dan raja terakhirnya kalah di tangan kekaisaran lindungannya, yaitu Sassania.
Kekaisaran Iran Keempat: Kekaisaran Sassania (226–651)
Ardashir I, shah pertama Kekaisaran Sassania, mula membangun kembali ekonomi, dan militer Persia. Wilayahnya meliputi kawasan Iran modern, Irak, Suriah, Pakistan, Asia Tengah, dan wilayah Arab. Pada zaman Khosrau II (590-628) pula, kekaisaran ini diperluas hingga Mesir, Yordania, Palestina, dan Lebanon. Orang-orang Sassanid menamakan kekaisaran mereka Erānshahr (atau Iranshæhr, "Penguasaan Orang Arya".)
Sejarah Iran seterusnya diikuti dengan konflik selama enam ratus tahun dengan Kekaisaran Romawi. Menurut sejarawan, Persia kalah dalam Perang al-Qādisiyyah (632 M) di Hilla, Iraq. Rostam Farrokhzād, seorang jenderal Persia, dikritik karena keputusannya untuk berperang dengan orang Arab di bumi Arab sendiri. Kekalahan Sassania di Irak menyebabkan tentara mereka tidak keruan, dan akhirnya ini memberi jalan kepada futuhat Islam atas Persia.
Era Sassania menyaksikan memuncaknya peradaban Persia, dan merupakan kekaisaran Persia terakhir sebelum kedatangan Islam. Pengaruh, dan kebudayaan Sassania kemudian diteruskan setelah pemelukan Islam oleh bangsa Persia.
Islam Persia dan Zaman Kegemilangan Islam Persia (700–1400)
Setelah pemelukan Islam, orang-orang Persia mulai membentuk gambaran Islam Persia, di mana mereka melestarikan gambaran sebagai orang Persia tetapi pada masa yang sama juga sebagai muslim. Pada tahun 8 M, Parsi memberi bantuan kepada Abbassiyah memerangi tentara Umayyah, karena Bani Umayyah hanya mementingkan bangsa Arab, dan memandang rendah kepada orang Persia. Pada zaman Abbassiyah, orang-orang Persia mula melibatkan diri dalam administrasi kerajaan. Sebagian mendirikan dinasti sendiri.
Pada abad kesembilan, dan kesepuluh, terdapat beberapa kebangkitan ashshobiyyah Persia yang menentang gagasan Arab sebagai Islam, dan Muslim. Tetapi kebangkitan ini tidak menentang identitas seorang Islam. Salah satu dampak kebangkitan ini ialah penggunaan bahasa Persia sebagai bahasa resmi Iran (hingga hari ini.)
Pada zaman ini juga, para ilmuwan Persia menciptakan Zaman Kegemilangan Islam. Sementara itu Persia menjadi tumpuan penyebaran ilmu sains, filsafat, dan teknik. Ini kemudian memengaruhi sains di Eropa, dan juga kebangkitan Renaissance.
Bermula pada tahun 1220, Parsi dimasuki oleh tentara Mongolia di bawah pimpinan Genghis Khan, diikuti dengan Tamerlane, di mana kedua penjelajah ini menyebabkan kemusnahan yang parah di Persia.
Islam Syi'ah, Kekaisaran Safawi, Dinasti Qajar/Pahlavi dan Iran Modern (1501 – 1979)
Parsi mulai berganti menjadi Islam Syiah pada zaman Safawi, pada tahun 1501. Dinasti Safawi kemudian menjadi salah satu penguasa dunia yang utama, dan mulai mempromosikan industri pariwisata di Iran. Di bawah pemerintahannya, arsitektur Persia berkembang kembali, dan menyaksikan pembangunan monumen-monumen yang indah. Kejatuhan Safawi disusuli dengan Persia yang menjadi sebuah medan persaingan antara kekuasaan Kekaisaran Rusia, dan Kekaisaran Britania (yang menggunakan pengaruh Dinasti Qajar). Namun begitu, Iran tetap melestarikan kemerdekaan, dan wilayah-wilayahnya, menjadikannya unik di rantau itu. Modernisasi Iran yang bermula pada lewat abad ke-19, membangkitkan keinginan untuk berubah dari orang-orang Persia. Ini menyebabkan terjadinya Revolusi Konstitusi Persia pada tahun 1905 hingga 1911. Pada tahun 1921, Reza Khan (juga dikenal sebagai Reza Shah) mengambil alih tahta melalui perebutan kekuasaan dari Qajar yang semakin lemah. Sebagai penyokong modernisasi, Shah Reza memulai pembangunan industri modern, jalan kereta api, dan pendirian sistem pendidikan tinggi di Iran. Malangnya, sikap aristokratik, dan ketidakseimbangan pemulihan kemasyarakatan menyebabkan banyak rakyat Iran tidak puas.
Pada Perang Dunia II, tentara Inggris, dan Uni Soviet menyerang Iran dari 25 Agustus hingga 17 September 1941, untuk membatasi Blok Poros, dan menggagas infrastruktur penggalian minyak Iran. Blok Sekutu memaksa Shah untuk melantik anaknya, Mohammad Reza Pahlavi menggantikannya, dengan harapan Mohammad Reza menyokong mereka.
Malangnya, pemerintahan Shah Mohammad Reza bersifat otokratis. Dengan bantuan dari Amerika, dan Inggris, Shah meneruskan modernisasi Industri Iran, tetapi pada masa yang sama menghancurkan partai-partai oposisi melalui badan intelijennya, SAVAK. Ayatollah Ruhollah Khomeini menjadi oposisi, dan pengkritik aktif terhadap pemerintahan Shah Mohammad Reza, dan kemudian ia dipenjarakan selama delapan belas bulan. Melalui nasihat jenderal Hassan Pakravan, Khomeini dibuang ke luar negeri, dan diantar ke Turki, dan selepas itu ke Irak.
Revolusi Islam dan Perang Iran-Irak (1979-88)
Protes menentang Shah semakin meningkat, dan akhirnya terjadilah Revolusi Iran. Shah Iran terpaksa melarikan diri ke negara lain setelah kembalinya Imam Khomeini dari pembuangan pada 1 Februari 1979. Khomeini kemudian mengambil alih kekuasaan, dan membentuk pemerintahan sementara, pada 11 Februari yang dikepalai Mehdi Bazargan sebagai perdana menteri. Setelah itu, Khomeini mengadakan pungutan suara untuk membentuk sebuah Republik Islam. Keputusan undian menunjukkan lebih dari 98% rakyat Iran setuju dengan pembentukan itu. Sistem pemerintahan baru yang dibentuk berasaskan undang-undang Islam, sayangnya hanya diterapkan sebagian.
Tetapi, hubungan Iran dengan Amerika menjadi keruh setelah revolusi ini, terutama saat mahasiswa-mahasiswa Iran menawan kedutaan Amerika pada 4 November 1979, atas alasan kedutaan itu menjadi pusat intelijen Amerika. Khomeini tidak mengambil tindakan apapun mengenai tidakan ini sebaliknya memuji mahasiswa-mahasiswa itu. Sebagai balasan, Iran menginginkan Shah Mohammad Reza Pahlavi dikembalikan ke Iran, tetapi ini tidak mereka setujui. Setelah 444 hari di dalam tawanan, akhirnya para tawanan itu dibebaskan sebagai tindak lanjut Deklarasi Aljir.
Pada saat yang sama, Saddam Hussein, presiden Irak saat itu, mengambil kesempatan di atas kesempitan setelah revolusi Iran, dan juga kekurangan popularitas Iran di negara-negara barat, untuk melancarkan perang atas Iran. Tujuan utama peperangan ini ialah menaklukkan beberapa wilayah yang dituntut Irak, terutamanya wilayah Khuzestan yang kaya dengan sumber minyak. Saddam pula ketika itu mendapat sokongan dari Amerika, Uni Soviet, dan beberapa negara Arab lain. Tentara Iran pula yang suatu masa dahulu merupakan sebuah tentara yang kuat, telah dibubarkan saat itu. Walau bagaimanapun, mereka berhasil mencegah bahaya tentara Irak seterusnya menaklukkan kembali wilayah Iran yang ditaklukkan Irak. Dalam peperangan ini puluhan ribu nyawa, baik penduduk awam maupun laskar Iran, menjadi korban. Jumlah korban diperkirakan antara 500.000 hingga 1.000.000.
Geografi
Iran berbatasan dengan Azerbaijan (panjang perbatasan: 432 km), dan Armenia (35 km) di barat laut, Laut Kaspia di utara, Turkmenistan (992 km) di timur laut, Pakistan (909 km), dan Afganistan (936 km) di timur, Turki (499 km), dan Irak (1.458 km) di barat, dan akhirnya Teluk Persia, dan Teluk Oman di selatan. Luas tanah total adalah 1.648.000 km² (daratan: 1.636.000 km², perairan: 12.000 km²).
Lansekap Iran didominasi oleh barisan gunung yang kasar yang memisahkan basin drainage atau dataran tinggi yang beragam. Bagian barat yang memiliki populasi terbanyak adalah bagian yang paling bergunung, dengan jajaran gunung seperti Pegunungan Kaukasus, Pegunungan Zagros, dan Alborz, Pegunungan Alborz merupakan tempat dimana terdapat titik tertinggi Iran, Gunung Damavand pada 5.604 m. Sebelah timur terdiri dari gurun dan dataran rendah yang tak dihuni seperti Dasht-e Kavir yang mengandung mineral garam, dengan danau garam yang kadang muncul.
Ladang lapang luas ditemukan di sepanjang pesisir Laut Kaspia, dan di ujung utara Teluk Persia, di mana Iran berbatasan dengan sungai Arvand (Shatt al-Arab). Dataran yang lebih kecil, dan terputus ditemukan di sepanjang pesisir Teluk Persia, Selat Hormuz, dan Laut Oman. Iklim Iran kebanyakan kering atau setengah kering, meskipun ada yang subtropis sepanjang pesisir Kaspia. Iran dianggap sebagai salah satu dari 15 negara yang membentuk sesuatu yang disebut sebagai tempat lahirnya kebudayaan manusia.
Iklim
Lanskap Iran memiliki beberapa iklim yang berbeda. Di sisi utara negeri itu (dataran pesisir Kaspia) suhu amat rendah membekukan, dan tetap lembap selama beberapa tahun terakhir. Suhu musim panas jarang mencapai 29 °C. Penguapan tahunan adalah 680 mm di bagian timur dataran, dan lebih dari 1700 mm di sisi barat dataran. Di barat, permukiman-permukiman di lereng Pegunungan Zagros mengalami rendahnya suhu. Daerah-daerah itu memiliki musim dingin yang hebat, dengan rerata suhu harian membekukan, dan curah saljunya keras. Lembah timur, dan tengahnya kering, yang curah hujannya kurang dari 200 mm, dan bergurun. Suhu musim panas rata-rata melebihi 38 °C. Dataran pesisir Teluk Persia, dan Teluk Oman di Iran selatan memiliki musim dingin yang sejuk, dan mengalami musim panas yang lembap, dan panas. Penguapan tahunan berkisar dari 135 mm hingga 355 mm.
Politik
Iran adalah salah satu di antara anggota pendiri PBB, dan juga kepada OKI, dan juga GNB. Sistem politik di Iran berasaskan konstitusi yang dinamakan "Qanun-e Asasi" (Undang-undang Dasar)
Pemerintahan
Pemimpin Agung
Pemimpin Agung Iran bertanggung jawab terhadap "kebijakan-kebijakan umum Republik Islam Iran". Ia juga merupakan ketua pasukan bersenjata, dan badan intelijen Iran, dan mempunyai kuasa mutlak untuk menyatakan perang. Ketua kehakiman, stasiun radio, dan rangkaian televisi, ketua polisi, dan tentara, dan enam dari dua belas anggota Majelis Wali Iran juga dilantik oleh Pemimpin Agung. Majelis Ahli bertanggung jawab memilih, dan juga memecat Pemimpin Agung atas justifikasi kelayakan, dan popularitas individu itu. Majelis ini juga bertanggung jawab memantau tugasan Pemimpin Agung.
Eksekutif
Orang kedua terpenting dalam Republik Islam Iran adalah presiden. Setiap presiden dipilih melalui pemilihan umum, dan akan memerintah Iran selama empat tahun. Setiap calon presiden mesti mendapat persetujuan dari Majelis Wali Iran sebelum pemilu dilaksanakan agar mereka 'serasi' dengan gagasan negara Islam. Tanggung jawab presiden adalah memastikan konstitusi negara diikuti, dan juga mempraktikkan kekuasaan eksekutif. Tetapi presiden tidak berkuasa atas perkara-perkara yang di bawah kekuasaan Pemimpin Agung.
Presiden melantik, dan mengepalai Kabinet Iran, dan berkuasa membuat keputusan mengenai administrasi negara. Terdapat delapan wakil presiden, dan dua puluh satu menteri yang ikut serta membantu presiden dalam administrasi, dan mereka semua mesti mendapat persetujuan badan perundangan. Tidak seperti negara-negara lain, cabang eksekutif tidak memiliki kekuasaan dalam pasukan bersenjata, tetapi presiden Iran berkuasa melantik Menteri Pertahanan, dan Intelijen, dan harus mendapat persetujuan Pemimpin Agung, dan badan perundangan.
Majelis Wali
Majlis Wali Iran mempunyai dua belas ahli undang-undang, dan enam dari mereka dilantik oleh Pemimpin Agung. Ketua Kehakiman akan mencadangkan enam anggota cadangan, dan mereka akan dilantik secara resmi oleh parlemen Iran atau Majles. Majelis ini akan menafsirkan konstitusi, dan mempunyai hak veto untuk keputusan, dan keanggotaan parlemen Iran. Jikalau terdapat undang-undang yang tidak sesuai dengan hukum syariah, maka akan dirujuk kembali oleh parlemen.
Majelis Kebijaksanaan
Majelis Kebijaksanaan berkuasa untuk menyelesaikan konflik antara parlemen dengan Majelis Wali Iran. Badan ini juga turut menjadi penasihat Pemimpin Agung.
Parlemen
Majles-e Shura-ye Eslami (Majlis Perundingan Islam) mempunyai 290 anggota yang dilantik, dan akan bertugas selama empat tahun. Semua calon Majles, dan ahli undang-undang dari parlemen haruslah mendapat persetujuan Majelis Wali.
Kehakiman
Pemimpin Agung akan melantik ketua kehakiman Iran, dan ia pula akan melantik Mahkamah Agung, dan juga ketua penuntut umum. Terdapat beberapa jenis mahkamah di Iran termasuk mahkamah umum yang bertanggung jawab atas kasus-kasus umum, dan kejahatan. Terdapat juga "Mahkamah Revolusi" yang mengadili beberapa kasus tertentu termasuk isu mengenai keselamatan negara.
Majelis Ahli
Majelis Ahli yang bermusyawarah selama seminggu setiap tahun mempunyai 86 anggota yang ahli dalam ilmu-ilmu agama. Mereka diundi secara umum, dan akan bertugas selama delapan tahun. Majelis ini akan menentukan kelayakan calon-calon presiden, dan anggota parlemen. Majelis ini juga akan mengundi untuk jabatan Pemimpin Agung, dan juga berkuasa untuk memecatnya.
Dewan Kota Setempat
Majelis setempat akan dipilih secara umum untuk bertugas selama empat tahun di semua kota, dan desa. Kekuasaan majelis ini luas, dari melantik pimpinan kota hinggal menjaga kepercayaan rakyat.
Pembagian administratif
Iran terbagi atas tiga puluh provinsi yang diperintah seorang gubernur (استاندار, ostāndār). Peta di sebelah tidak menunjukkan provinsi Hormozgan, (#20 di dalam daftar) yang merupakan sebuah pulau:
|
|
|
Militer
Militer Iran terbagi atas dua pasukan yaitu pasukan militer negara, dan pasukan militer revolusi. Pasukan militer revolusi berjumlah 545.000 jiwa.[8] Kedua-dua pasukan bersenjata ini dibawah kendali Menteri Pertahanan, dan Logistik Pasukan Bersenjata Iran.[9]
Tentara nasional Iran mempunyai 420.000 prajurit yang terbagi atas tiga angkatan utama yaitu Angkatan Darat Iran sebanyak 350.000 pasukan, Angkatan Laut Iran sebanyak 18.000 pasukan, dan Angkatan Udara Iran sebanyak 52.000 pasukan.[10] Angkatan revolusi mempunyai 125.000 pegawai yang terbagi atas lima cabang yaitu Pasukan Qods (pasukan khusus), Basij (paramiliter), Angkatan Laut Revolusi, Angkatan Udara Revolusi, dan Angkatan Darat Revolusi.[11]
Angkatan Basij adalah tentara paramiliter yang mempunyai anggota penuh 90.000 prajurit, dan juga 30.000 prajurit cadangan ditambah dengan 11 juta pria, dan wanita yang dapat dimobilisasi.[12]
Kekuatan tentara Iran dirahasiakan dari pengetahuan umum. Namun, pada beberapa tahun terakhir, Iran mengumumkan pembangunan beberapa senjata seperti peluru kendali Fajr-3, peluru kendali Kowsar, peluru kendali Fateh-110, peluru kendali Shahab-3, dan beberapa pembangunan jentera militer.
Peluru kendali Fajr-3 berada di antara pembangunan militer Iran yang paling canggih saat ini, yang dibuat di Iran sendiri, dan menggunakan bendalir minyak untuk pembakaran bahan api. Julat peluru kendali ini dirahasiakan.
Ekonomi
Ekonomi Iran adalah campuran Ekonomi Perencanaan Sentral dengan sumber minyak, dan perusahaan-perusahaan utamanya dimiliki pemerintahan, dan juga terdapat beberapa perusahaan swasta. Pertumbuhan ekonomi Iran stabil semenjak dua abad yang lalu.
Pada awal abad ke-21, persenan sektor jasa dalam pengeluaran negara kasarnya, PNK, adalah yang tertinggi, diikuti dengan pertambangan, dan pertanian. 45% belanja negara adalah hasil pertambangan minyak, dan gas alam, dan 31% dari cukai. Pada 2004, PNK Iran diperkirakan sebanyak $163 miliar atau $2.440 per kapita.
Rekan dagang Iran adalah Tiongkok, Rusia, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan Korea Selatan. Sementara itu, semenjak lewat 90-an, Iran mulai meningkatkan kerja sama ekonomi dengan beberapa negara berkembang termasuk Suriah, India, dan Afrika Selatan.
Komunikasi dan pengangkutan
Jaringan jalan raya di Iran adalah salah satu yang terbaik di dunia, dan menghubungkan kota-kota utama, dan kawasan-kawasan luar kota. Pada 2002, Iran mempunyai 178.152 km jalan raya, dan 66% beraspal. Sementara itu terdapat 30 pengguna kereta bagi setiap 1000 penduduknya. Jalan KA di Iran sepanjang 6.405 km (3.980 mil). Pelabuhan utama Iran ialah pelabuhan Bandar Abbas yang terletak di Selat Hormuz. Pelabuhan ini dihubungkan dengan sistem jalan raya, dan jalan kereta api untuk pengangkutan kargo. Jaringan kereta api Tehran-Bandar Abbas dibangun pada 1995 yang menghubungkan Bandar Abbas dengan seluruh Iran, dan Asia Tengah melewati Teheran, dan Masyhad. Pelabuhan-pelabuhan lain ialah pelabuhan Bandar Anzali di Laut Kaspia, pelabuhan Bandar Turkmen juga berhadapan dengan Laut Kaspia, dan pelabuhan korramshahr, dan pelabuhan Bandar Khomeyni di Teluk Persia. Kota-kota utama di Iran juga dihubungkan dengan Pengangkutan Udara. Iran Air adalah maskapai penerbangan kebangsaan Iran yang bertanggungjawab dalam pengangkutan udara di Iran, dan luar Iran. Sistem transit pula terdapat di semua bandar-bandar utama sedangkan Teheran, Masyhad, Syiraz, Tabriz, Ahwaz, dan Isfahan sedang dalam proses membangun jalan kereta api bawah tanah.
Demografi
1956–2011 | ||
---|---|---|
Tahun | Jumlah Pend. | ±% p.a. |
1956 | 18,954,704 | — |
1966 | 25,785,210 | — |
1976 | 33,708,744 | — |
1986 | 49,445,010 | — |
1996 | 60,055,488 | — |
2006 | 70,495,782 | — |
2011 | 75,149,669 | — |
Sumber: United Nations Demographic Yearbook[13] |
Iran adalah negara yang beragam, terdiri dari banyak kelompok agama dan etnis yang bersatu melalui bahasa dan budaya bersama Iran.[14]
Populasi Iran tumbuh pesat pada paruh kedua abad ke-20, meningkat dari sekitar 19 juta pada tahun 1956 menjadi sekitar 75 juta pada tahun 2009.[15][16] Namun, tingkat kelahiran Iran telah menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, yang mengarah ke tingkat pertumbuhan penduduk—pada Juli 2012—sekitar 1,29%.[17] Studi-studi memproyeksikan bahwa pertumbuhan akan terus melambat sampai stabil di atas 105 juta pada tahun 2050.[18][19]
Iran menjadi tempat tinggal salah satu populasi pengungsi terbesar di dunia, dengan lebih dari satu juta pengungsi, sebagian besar dari Afghanistan dan Irak.[20] Sejak tahun 2006, para pejabat Iran telah bekerja dengan UNHCR dan pejabat Afghanistan untuk repatriasi mereka.[21] Menurut perkiraan, sekitar lima juta warga Iran telah beremigrasi ke negara-negara lain, terutama sejak Revolusi 1979.[22][23]
Menurut Konstitusi Iran, pemerintah wajib memberikan setiap warga negara akses ke jaminan sosial yang meliputi pensiun, pengangguran, usia tua, cacat, kecelakaan, bencana, kesehatan dan perawatan medis dan layanan perawatan.[24] Ini ditutupi oleh penerimaan pajak dan penghasilan yang diperoleh dari kontribusi masyarakat.[25]
Bahasa
Mayoritas penduduk berbahasa Persia, yang juga merupakan bahasa resmi negara. Lainnya termasuk penutur dari sisa rumpun bahasa Iran dalam rumpun bahasa Indo-Eropa yang lebih besar, dan bahasa dari etnis lainnya di Iran.
Di Iran utara, sebagian besar terbatas pada provinsi Gilan dan Mazenderan, bahasa Gilaki dan Mazenderani secara luas diucapkan. Mereka memiliki kedekatan dengan bahasa Kaukasia tetangga. Di bagian Gilan, bahasa Talysh juga digunakan secara luas, yang membentang sampai ke negara tetangga Azerbaijan. Bahasa Kurdi digunakan secara luas di Provinsi Kurdistan dan sekitarnya. Dalam Khuzestan, banyak dialek Persia yang berbeda dituturkan. Bahasa Luri dan Lari diucapkan di barat daya dan selatan Iran.
Rumpun bahasa Turki dan dialeknya, yang paling penting Turki Azerbaijan yang sejauh ini bahasa yang paling diucapkan di negara itu setelah Persia,[26] dituturkan di berbagai wilayah di Iran, tetapi terutama luas dan dominan digunakan di provinsi Azerbaijan.
Bahasa minoritas penting di Iran termasuk Armenia, Georgia, Neo-Aram, dan Arab. Arab Khuzi dituturkan oleh orang-orang Arab di Khuzestan, dan kelompok yang lebih luas dari Arab Iran. Bahasa Sirkasia juga pernah digunakan secara luas oleh minoritas besar Sirkasia, namun, karena asimilasi selama bertahun-tahun, tidak ada jumlah yang cukup besar dari Sirkasia yang menuturkan bahasa itu lagi.[27][28][29][30]
Persentase bahasa lisan terus menjadi titik perdebatan, karena banyak memilih bahwa mereka adalah bermotif politik; terutama mengenai etnis terbesar dan terbesar kedua di Iran, Persia dan Azerbaijan. Persentase berikut menurut CIA World Factbook: 53% Persia, 16% Turki Azerbaijan, 10% Kurdi, 7% Mazenderani dan Gilaki, 7% Luri, 2% Turkmen, 2% Balochi, 2% Arab, dan 2% sisanya Armenia, Georgia, Neo-Aram, dan Sirkasia.[31]
Kelompok etnis
Seperti dengan bahasa lisan, komposisi kelompok etnis juga tetap menjadi titik perdebatan, terutama mengenai kelompok etnis terbesar dan terbesar kedua, Persia dan Azerbaijan, karena kurangnya sensus pemerintah Iran berdasarkan etnis. CIA World Factbook memperkirakan bahwa sekitar 79% dari populasi Iran adalah kelompok etno-linguistik Indo-Eropa beragam yang terdiri dari penutur rumpun bahasa Iran,[32] dengan Persia (termasuk Mazenderani dan Gilak) merupakan 61% dari populasi, Kurdi 10%, Lur 6%, dan Baloch 2%. Masyarakat dari kelompok etno-linguistik lainnya membuat sisanya 21%, dengan Azerbaijan 16%, Arab 2%, Turkmen dan suku-suku Turki 2%, dan lain-lain 1% (seperti Armenia, Talysh, Georgia, Sirkasia, Asiria).[33]
Perpustakaan Kongres mengeluarkan perkiraan yang sedikit berbeda: Persia 65% (termasuk Mazenderanis, Gilaks dan talysh), Azerbaijan 16%, Kurdi 7%, Lur 6%, Baluchi 2%; kelompok-kelompok suku Turki seperti Qashqai 1%, dan Turkmen 1%; dan non-Iran, kelompok non-Turki seperti Armenia, Georgia, Asiria, Sirkasia, dan Arab kurang dari 3%. Ini ditentukan bahwa Persia adalah bahasa pertama minimal 65% dari penduduk negara itu, dan merupakan bahasa kedua bagi sebagian besar 35% sisanya.[34]
Estimasi non-pemerintah lainnya mengenai kelompok selain Persia dan Azerbaijan secara kasar congruate dengan The World Factbook dan Perpustakaan Kongres. Namun, banyak estimasi ilmiah dan organisasi mengenai jumlah kedua kelompok berbeda secara signifikan dari sensus disebutkan. Menurut banyak dari mereka, jumlah etnis Azerbaijan di Iran terdiri antara 21,6-30% dari total penduduk, dengan mayoritas pada 25%.c[35]d[36][37][38][39][40] Dalam kasus apapun, populasi terbesar dari bangsa Azerbaijan di dunia hidup di Iran.
Agama
Secara historis, agama Proto-Iran dan Zoroastrianisme dan Manichaeisme berikutnya adalah agama yang dominan di Iran, khususnya selama kekaisaran Median, Achaemenid, Parthia dan Sassania. Ini berubah setelah jatuhnya Kekaisaran Sassania oleh penaklukan Islam dari Iran. Iran adalah Sunni sampai konversi negara (serta orang-orang dari apa yang sekarang negara tetangga Republik Azerbaijan) ke Islam Syiah dengan pemerintahan dinasti Safawiyah pada abad ke-16.[41]
Hari ini, Islam Syiah Dua Belas Imam adalah agama resmi negara, yang dipeluk sekitar 90% sampai 95%[42][43] penduduk. Sekitar 4% sampai 8% dari populasi adalah Muslim Sunni, terutama Kurdi dan Baloch. Sisanya 2% adalah agama minoritas non-Muslim, termasuk Kristen, Yahudi, Baha'i, Mandean, Yezidi, Yarsani, dan Zoroaster.[31][44]
Yudaisme memiliki sejarah panjang di Iran, kembali ke Penaklukan Achaemenid dari Babilonia. Meskipun banyak yang meninggalkan Iran pada pembentukan Negara Israel dan Revolusi 1979, sekitar 8.756 orang Yahudi tetap di Iran, menurut sensus terakhir.[45] Iran memiliki populasi Yahudi terbesar di Timur Tengah di luar Israel.[46]
Sekitar 250.000-370.000 orang Kristen berada di Iran,[47][48] dan itu adalah agama minoritas yang terbesar yang diakui di negara ini. Kebanyakan dari latar belakang Armenia dengan minoritas yang cukup besar dari Asiria juga.[49]
Kristen, Yahudi, Zoroastrianisme, dan Islam Sunni secara resmi diakui oleh pemerintah, dan mendapat kursi di Parlemen Iran.[50] Tapi Agama Bahá'í, yang dikatakan sebagai agama minoritas terbesar non-Muslim di Iran,[51] tidak secara resmi diakui, dan telah dianiaya selama keberadaannya di Iran sejak abad ke-19. Sejak Revolusi 1979, penganiayaan Bahai telah meningkat dengan eksekusi, pengingkaran hak-hak sipil dan kebebasan, dan penolakan akses ke pendidikan tinggi dan pekerjaan.[52][53][54]
Pemerintah belum merilis statistik mengenai ketidakberagamaan. Namun, jumlah penduduk yang tidak beragama tumbuh dan lebih tinggi di diaspora, terutama di kalangan orang Amerika Iran.[55][56]
Kota-kota utama
Iran mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk di kawasan kota tertinggi di dunia. Dari tahun 1950 hingga tahun 2002, persenan penduduk kota meningkat dari 27% hingga 60%.[57][58] PBB memperkirakan pada tahun 2030, populasi di kota akan mencapai 80% dari jumlah keseluruhan penduduk Iran.[58] Tumpuan migrasi dalam negeri pula ialah Teheran yang merupakan kota terbesar di Iran. Teheran mempunyai penduduk sebanyak 7.160.094, dan kawasan metropolisnya pula sebanyak 14 juta. Kebanyakan industri Iran bertumpu di kota ini. Di antaranya ialah industri otomobil, elektronik, dan listrik, pembuatan senjata api, tekstil, dan industri kimia. Berikut adalah 8 kota terbesar Iran beserta jumlah penduduknya.
Budaya
Sebagai negara yang tua, Iran mempunyai sejarah yang panjang dalam kesenian, musik, puisi, filsafat, dan ideologi.
Kebudayaan Iran telah lama memengaruhi kebudayaan-kebudayaan lain di Timur Tengah dan Asia Tengah. Pada masa pra-Islam, Iran adalah salah satu kekaisaran terkuat di dunia karena prestasinya menguasai wilayah dari Asia Selatan melewati Timur Tengah hingga penjuru Balkan di Eropa dan Mesir. Bahasa Persia, salah satu bahasa tertua di dunia, berdampak kuat pada perkembangan bahasa Armenia, sementara pemerintahan Koresh yang Agung dicirikan dengan adanya prasasti pertama tentang hak asasi manusia beserta pemulangan Bani Israil dari Mesopotamia kembali ke Palestina yang membuatnya dianugerahkan gelar Mesias dan mempengaruhi perkembangan Alkitab Ibrani. Setelah Islam diperkenalkan, bahasa Persia bukannya lenyap seperti yang terjadi pada bahasa-bahasa lain di Timur Tengah, namun malah menjadi bahasa pertama yang dapat mendobrak dominasi bahasa Arab dalam budaya Islam. Kebanyakan karya tulis Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Persia sebelum diterjemahkan lagi ke bahasa-bahasa lain, dan literatur orisinil Persia juga berkembang pesat; Shahnameh, sebuah karya mengenai sejarah negara Iran yang ditulis Ferdowsi adalah salah satu contoh. Setelah budaya Arab meredup pada akhir Zaman Kejayaan Islam, Iran menjadi tempat perantara budaya Islam sebelum disebarkan ke Asia Tengah dan Asia Selatan; alhasil, bahasa Persia menjadi bahasa kelas atas di daerah sana, paling tidak sampai Bangsa Turk mulai mendominasi kawasan Asia Tengah dan Eropa, dan mereka sekalipun juga terpengaruh, ditunjukkan oleh bahasa Turki Utsmaniyah, di mana setengah dari kosakatanya adalah kata serapan dari bahasa Persia.
Kesusasteraan Iran juga tidak kurang hebatnya. Sastrawan Iran yang terkenal ialah Rumi, dan Saadi. Mereka merupakan ahli Sufi, dan banyak menyumbang dalam puisi-puisi Sufi.
Lihat pula
Bibliografi
- Iran: A Country Study. 2008, Washington, D.C.: Library of Congress, 354 pp.
- Mikaberidze, Alexander (2011). Conflict and Conquest in the Islamic World: A Historical Encyclopedia. 1. ABC-CLIO. ISBN 1598843362.
- Fisher, William Bayne; Avery, P.; Hambly, G. R. G; Melville, C. (1991). The Cambridge History of Iran. 7. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0521200954.
- Roisman, Joseph; Worthington, Ian (2011). A Companion to Ancient Macedonia. John Wiley and Sons. ISBN 978-1-44-435163-7.
- Ubaidillah, M. F. (2022). Emancipating Critical Thinking Skills in a Writing Class: What and How?. Pengantar Dekan, 33.
Referensi
- ^ "Statistical Center of Iran 2011" (PDF).
- ^ "Explore all countries–Iran". World Fact Book. Diakses tanggal 24 Oktober 2022.
- ^ a b "World Economic Outlook Database, April 2022". IMF.org. International Monetary Fund. Diakses tanggal 19 April 2022.
- ^ a b "GDP per capita (current US$) - Iran, Islamic Rep. | Data". data.worldbank.org. Diakses tanggal 2022-08-22.
- ^ "GINI index (World Bank estimate)". Data.worldbank.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 February 2015. Diakses tanggal 10 July 2021.
- ^ "Human Development Report 2021/2022" (PDF) (dalam bahasa Inggris). United Nations Development Programme. 8 September 2022. Diakses tanggal 8 September 2022.
- ^ "Middle East: Iran — The World Factbook - Central Intelligence Agency". www.cia.gov. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Februari 2012. Diakses tanggal 4 Oktober 2016.
- ^ IISS Military Balance 2006, Routledge for the IISS, London, 2006, p.187
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-12-16. Diakses tanggal 2007-05-23.
- ^ IISS Military Balance 2006, Routledge for the IISS, London, 2006, m/s:187
- ^ Military Balance 2006, Routledge for the IISS, London, 2006, m/s:187
- ^ "Niruyeh Moghavemat Basij - Mobilisation Resistance Force". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-30. Diakses tanggal 2007-05-23.
- ^ "United Nations Statistics Division – Demographic and Social Statistics". un.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-27. Diakses tanggal 2015-10-26.
- ^ "Encyclopaedia Iranica. R. N. Frye. Peoples of Iran". Iranicaonline.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-17. Diakses tanggal 14 September 2011.
- ^ Asia-Pacific Population Journal, United Nations. "A New Direction in Population Policy and Family Planning in the Islamic Republic of Iran". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-14. Diakses tanggal 14 April 2006.
- ^ "Iran – population". Countrystudies.us. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-27. Diakses tanggal 18 June 2011.
- ^ "Iran – کاهش غیرمنتظره نرخ رشد جمعیت در ایران". DW Persian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-09. Diakses tanggal 19 July 2012.
- ^ U.S. Bureau of the Census, 2005. Unpublished work tables for estimating Iran’s mortality. Washington, D.C.: Population Division, International Programs Center
- ^ Iran News, Payvand.com. "Iran's population growth rate falls to 1.5 percent: UNFP". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-27. Diakses tanggal 18 October 2006.
- ^ "Afghanistan-Iran: Iran says it will deport over one million Afghans". Irinnews.org. 4 March 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-02. Diakses tanggal 21 June 2013.
- ^ United Nations, UNHCR. "Tripartite meeting on returns to Afghanistan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-03. Diakses tanggal 14 April 2006.
- ^ Manouchehr Ganji (2002). Defying the Iranian Revolution: From a Minister to the Shah to a Leader of Resistance. Greenwood Publishing Group. hlm. 210. ISBN 978-0-275-97187-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-11. Diakses tanggal 2016-10-04.
- ^ "Migration Information Institute: Characteristics of the Iranian Diaspora". Migrationinformation.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-15. Diakses tanggal 18 June 2011.
- ^ "Iran Social Security System" (PDF). World Bank. 2003. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2016-11-11. Diakses tanggal November 30, 2015.
- ^ Aurelio Mejía (2013). "Is tax funding of health care more likely to be regressive than systems based on social insurance in low and middle-income countries?". Universidad de Antioquia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-16. Diakses tanggal November 30, 2015.
- ^ Annika Rabo,Bo Utas. The Role of the State in West Asia Diarsipkan 2023-02-11 di Wayback Machine. Swedish Research Institute in Istanbul, 2005 ISBN 91-86884-13-1
- ^ Encyclopedia of the Peoples of Africa and the Middle East Diarsipkan 2023-02-11 di Wayback Machine. Facts On File, Incorporated ISBN 1-4381-2676-X p 141
- ^ Oberling, Pierre (7 February 2012). "Georgia viii: Georgian communities in Persia". Encyclopaedia Iranica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-17. Diakses tanggal 9 June 2014.
- ^ "Circassian". Official Circassian Association. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 9 June 2014.
- ^ Chardin, Sir John (June 1997). "Persians: Kind, hospitable, tolerant flattering cheats?". The Iranian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 June 1997. Diakses tanggal 9 June 2014. Excerpted from:
- Chardin, Sir John (1988). "Book 2, Chapter XI: Of the Temper, Manners, and Customs of the Persians: A XVII th. Century Viewpoint". Travels in Persia, 1673–1677. New York: Dover Publications. hlm. 183–197. ISBN 9780486256368. OCLC 798310290. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-11. Diakses tanggal 9 June 2014.
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaCIA
- ^ J. Harmatta in "History of Civilizations of Central Asia", Chapter 14, The Emergence of Indo-Iranians: The Indo-Iranian Languages, ed. by A. H. Dani & V.N. Masson, 1999, p. 357
- ^ "The World Factbook: Iran". CIA. 2012. People and Society. Archived from the original on 19 November 2012.
- ^ "Country Profile: Iran" (PDF). Washington, D.C.: Federal Research Division, Library of Congress. May 2008. hlm. xxvi. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2019-04-12. Diakses tanggal 9 June 2014.
- ^ "Results a new nationwide public opinion survey of Iran" (PDF). New America Foundation. June 12, 2009. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2013-07-23. Diakses tanggal 13 August 2013.
- ^ "Azeris". Minority Rights Group International. 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-21. Diakses tanggal 16 October 2013.
- ^ * Shaffer, Brenda (2003). Borders and Brethren: Iran and the Challenge of Azerbaijani Identity. MIT Press. pp. 221–225. ISBN 0-262-19477-5 "There is considerable lack of consensus regarding the number of Azerbaijanis in Iran ... Most conventional estimates of the Azerbaijani population range between one-fifth to one-third of the general population of Iran, the majority claiming one-fourth." – "Azerbaijani student groups in Iran claim that there are 27 million Azerbaijanis residing in Iran."
- Minahan, James (2002). Encyclopedia of the Stateless Nations: S-Z. Greenwood Publishing Group. p. 1765. ISBN 978-0-313-32384-3 "Approximately (2002e) 18,500,000 Southern Azeris in Iran, concentrated in the northwestern provinces of East and West Azerbaijan. It is difficult to determine the exact number of Southern Azeris in Iran, as official statistics are not published detailing Iran's ethnic structure. Estimates of the Southern Azeri population range from as low as 12 million up to 40% of the population of Iran – that is, nearly 27 million..."
- ^ Rasmus Christian Elling, Minorities in Iran: Nationalism and Ethnicity after Khomeini, Palgrave Macmillan, 2013. Excerpt: "The number of Azeris in Iran is heavily disputed. In 2005, Amanolahi estimated all Turkic-speaking communities in Iran to number no more than 9 million. CIA and Library of congress estimates range from 16 percent to 24 percent – that is, 12–18 million people if we employ the latest total figure for Iran's population (77.8 million). Azeri ethnicsts, on the other hand, argue that overall number is much higher, even as much as 50 percent or more of the total population. Such inflated estimates may have influenced some Western scholars who suggest that up to 30 percent (that is, some 23 million today) Iranians are Azeris." [1] Diarsipkan 2023-02-11 di Wayback Machine.
- ^ Ali Gheissari. Contemporary Iran: Economy, Society – Politics: Economy, Society, Politics. Page 300. "Azeri ethnonationalist activist, however, claim that number to be 24 million, hence as high as 35 percent of the Iranian population." Oxford University Press. 2 April 2009.
- ^ "Iran" (PDF). New America Foundation. June 12, 2009. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2013-07-23. Diakses tanggal 31 August 2013.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaAbdullah2014
- ^ Walter Martin (1 October 2003). Kingdom of the Cults, The. Baker Books. hlm. 421. ISBN 978-0-7642-2821-6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-11. Diakses tanggal 24 June 2013.
Ninety-five percent of Iran's Muslims are Shi'ites.
- ^ Bhabani Sen Gupta (1987). The Persian Gulf and South Asia: prospects and problems of inter-regional cooperation. South Asian Publishers. hlm. 158. ISBN 978-81-7003-077-5.
Shias constitute seventy-five percent of the population of the Gulf. Of this, ninety-five percent of Iranians and sixty of Iraqis are Shias.
- ^ Contrera, Russell. "Saving the people, killing the faith". The Holland Sentinel. Holland, MI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 March 2012. Diakses tanggal 2015-03-07.
- ^ "Jewish woman brutally murdered in Iran over property dispute". The Times of Israel. November 28, 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-30. Diakses tanggal Aug 16, 2014.
A government census published earlier this year indicated there were a mere 8,756 Jews left in Iran
- ^ "In Iran, Mideast's largest Jewish population outside Israel finds new acceptance by officials". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-14. Diakses tanggal 2015-09-01.
- ^ "Iran Population 2015". World Population Review. 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-07. Diakses tanggal November 29, 2015.
- ^ Country Information and Guidance "Christians and Christian converts, Iran" December 2014. p.9
- ^ U.S. State Department (26 October 2009). "Iran – International Religious Freedom Report 2009". The Office of Electronic Information, Bureau of Public Affair. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-29. Diakses tanggal 1 December 2009.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaColin Brock p 99
- ^ International Federation for Human Rights (1 August 2003). "Discrimination against religious minorities in Iran" (PDF). fdih.org. hlm. 6. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2006-10-31. Diakses tanggal 17 January 2009.
- ^ International Federation for Human Rights (1 August 2003). "Discrimination against religious minorities in Iran" (PDF). fdih.org. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2006-10-31. Diakses tanggal 19 March 2007.
- ^ Iran Human Rights Documentation Center (2007). "A Faith Denied: The Persecution of the Bahá'ís of Iran" (PDF). Iran Human Rights Documentation Center. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2007-06-11. Diakses tanggal 19 March 2007.
- ^ Kamali, Saeed (27 February 2013). "Bahá'í student expelled from Iranian university 'on grounds of religion'". Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-05. Diakses tanggal 21 June 2013.
- ^ Public Opinion Survey of Iranian Americans. Public Affairs Alliance of Iranian Americans (PAAIA)/Zogby, December 2008. Retrieved April 11, 2014.
- ^ "Disparaging Islam and the Iranian-American Identity: To Snuggle or to Struggle". payvand.com. 21 September 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-08.
- ^ Payvand. ""Iran: Focus on reverse migration"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-03-26. Diakses tanggal 2006-04-17.
- ^ a b Cultural Heritage New Agency. ""Tourism and Travel: About Iran"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-08-23. Diakses tanggal 17 April 2006.
Pranala luar
- (Inggris) Situs Pemimpin Agung Diarsipkan 2016-03-11 di Wayback Machine.
- (Inggris) Situs Kepresidenan
- (Inggris) Situs resmi pariwisata
- Farhangsara.com Diarsipkan 2015-08-01 di Wayback Machine.
- Blog Presiden Iran Diarsipkan 2007-10-03 di Wayback Machine.
- Perlembagaan Iran
- Situs Encyclopaedia Britannica - "Iran" Diarsipkan 2008-05-22 di Wayback Machine.
- Encyclopædia Iranica
- WikIran Encyclopedia